Selamat Datang Di Blog Kami

Blog ini merupakan kumpulan - kumpulan tausiyah dari berbagai macam sumber

Senin, 04 Oktober 2010

BILA AL QUR'AN MULAI BICARA

waktu engkau masih kanak-kanak, kau laksana kawan sejatiku, dengan wudu', Aku kau sentuh dalam keadaan suci. Aku kau pegang, kau junjung tinggi dan kau pelajari, Aku engkau baca dengan suara lirih ataupun keras setiap hari.setelahnya engkau menciumku mesra.

sekarang engkau sudah dewasa, nampaknya kau sudah tak berminat lagi padaku. apakah Aku bahan bacaan usang yang tinggal sejarah ??menurutmu, mungkin aku bahan bacaan yang tidak menambah ilmu pengetahuanmu,atau Aku hanya untuk anak kecil saja yang di baca untuk belajar mengaji ??

sekarang Aku tersimpan rapi sekali, sehingga engkau lupa dimana aku tersimpan ??atau Aku sudah engkau anggap hanya sebagai pengisi setormu saja ??kadang kala Aku dijadikan mas kawin, agar engkau dianggap bertaqwa,atau Aku kau buat penangkal untuk menakuti iblis dan syaitan.

Kini Aku lebih banyak tersingkir, dibiarkan dalam kesendirian kesepian.di dalam almari, di dalam laci, Aku engkau pendamkan. dulu, pagi-pagi surah-surah yang ada padaku engkau baca beberapa halaman.di waktu petang, Aku kau baca beramai-ramai bersama temanmu di surau.

Sekarang, seawal pagi sambil minum kopi atau teh hangat, engkau membaca surat kabar dulu.waktu lapang, engkau membaca buku karangan manusia saja.sedangkan Aku yang berisi ayat-ayat yang datang dari Allah Azzawajalla, engkau abaikan,dan engkau lupakan.

waktu berangkat kerja pun engkau lupa membaca pembuka surat-suratku (Bismillah). di dalam perjalanan egkau lebih asyik menikmati musik duniawi. tidak ada kaset yang berisi ayat Allah yang terdapat di dalam mobil mewah atau keretamu. sepanjang perjalanan, radiomu selalu tertuju ke stasiun radio kesukaanmu yang mengasyikan.

di meja kerjamu tidak ada Aku untuk kau baca sebelum kau mulai kerja. di komputermu pun kau putar musik favoritmu, jarang sekali engkau putar ayat-ayatku. e-mail dan Tausiyah yang terdapat ayat-ayatku pun kau abaikan, engkau terlalu sibuk dengan urusan duniamu !!

benarlah dugaanku, bahwa engkau kini sudah benar-benar hampir melupakanku.

bila malam tiba engkau tahan bersekang mata berjam-jam di depan TV. di depan komputer berjam-jam duduk hanya sekedar membaca berita murahan, & gambar sampah.

waktu berlalu, Aku semakin kusam dalam laci-lacimu mengumpul debu atau mungkin dimakan hama.

seingatku, hanya awal Ramadhan engkau membacaku kembali, itupun hanya beberapa lembar dariku. dengan suara dan lafadz yang tidak semerdu dulu, engkaupun kini terangkak-rangkak ketika membacaku,atau waktu kematian saudaramu atau taulanmu.

bila engkau dikubur sendirian menunggu sampai hari kiamat, engkau akan diperiksa oleh para malaikat suruhanNya. apakah TV, radio, hiburan, atau komputer dapat menolong kamu??yang pasti ayat-ayat Allah SWT yang ada padaku menolong mu,

itu janji Tuhanmu, Allah SWT.

sekarang engkau begitu enteng mebuang waktumu,setiap saat berlalu dan akhirnya kubur yang setia menunggumu. engkau pasti kembali, kembali kepada Tuhanmu.

jika engkau baca selalu dan engkau hayati ayat-ayat padaku, dikuburmu nanti, aku akan datang sebagai pemuda gagah nan tampan, yang akan membantu engkau membela diri dalam perjalanan ke alam akhirat.

dan Akulah "Al-Quran" , kitab sucimu yang senantiasa setia menemani dan melindungimu.

peganglah Aku kembali, baca Aku kembali.karena ayat-ayat yang ada padaku adalah ayat-ayat suci, yang berasal dari Allah SWT, yang disampaikan oleh Jibril melalui Rasulmu.

keluarkanlah segera !!

keluarkan segera aku dari almari, lacimu.

letakan aku selalu di depan meja kerjamu.

agar engkau senantiasa mengingat Tuhanmu.

sentuhlah Aku kembali ......

baca dan pelajari lagi Aku, setiap datangnya pagi, petang, dan malam hari.

walau secebis ayat, seperti dulu waktu engkau masih kecil di surau kecil kampungmu yang damai.

jangan engkau biarkan aku sendiri lagi dalam bisu dan sepi.

Maha suci Allah, yang Maha perkasa lagi Maha Bijaksana.

semoga bermanfaat :)

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang ada tanda-tanda bagi orang yang berakal. Yaitu orang-orang yang mengingat Allah dalam keadaan berdiri atau duduk atau terbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata : Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka."

"Mereka (orang tua) egois...!!!"

Sebagian dari kita mungkin pernah berkata,"Mereka (orang tua) egois...!!!"Mungkin pernyataan ini bisa jadi benar...

Mereka (orang tua) memang egois,mereka rela bertaruh nyawa demi kehadiran kita di dunia, sungguh egois, bahkan mereka tak peduli walaupun nyawa taruhannya.

Mereka sungguh egois,tetap mencurahkan cinta dan kasih sayang walaupun kita sering menyakiti hati mereka.

Mereka benar-benar egois,tetap mau membesarkan kita dgn segala curahan tenaga, pikiran, keringat, dan darah.Walaupun kita tidak pernah mempersembahkan bakti yg layak utk mendapatkannya.

Mereka egois,asalkan putra-putrinya mendapat fasilitas yg terbaik,mereka rela sengsara, rela berduka, bahkan rela menanggung malu.

Mereka rela melakukan segalanya utk kebaikan kita.

Tapi berterimakasih lah atas keegoisan ini dan tetaplah berprasangka baik atas apa yg diberikan mereka utk kita...Bersyukurlah...

Rabu, 23 Juni 2010

"Ibu"


Di kala resah ini kian mendesah dan menggalaukan jiwaku
Kau ada di sana …
Di saat aku terluka
hingga akhirnya…tercabik-cabiklah
keteguhan hatiku
Kau masih ada di sana…

Ketika aku lelah dan semangatku patah untuk meneruskan perjuangan,
terhenti oleh kerikil –kerikil yang kurasa terlampau tajam
hingga akhirnya aku pun memilih jeda!!!
Kau tetap ada di sana…
memberiku isyarat untuk tetap bertahan

Ibu…kau basuh kesedihanku, kehampaanku dan ketidakberdayaanku
“Tiada lain kita hanya insan Sang Kuasa,
Memiliki tugas di bumi tuk menegakkan kalimatNya
Kita adalah jasad, jiwa, dan ruh yang terpadu
Untuk memberi arti bagi diri dan yang lain”
Kata-katamu laksana embun di padang gersang nuraniku
memberiku setitik cahaya dalam kekalutan berfikirku
Kau labuhkan hatimu untukku, dengan tulus tak berpamrih

Kusandarkan diriku di bahumu
Terasa…kelembutanmu menembus dinding-dinding kalbuku
Menghancurleburkan segala keangkuhan diri
Meluluhkan semua kelelahan dan beban dunia
Dan membiarkannya tenang terhanyut bersama kedalaman hatimu

Kutatap perlahan…
matamu yang membiaskan ketegaran dan perlindungan
Kristal-kristal lembut yang sedang bermain di bola matamu,
jatuh…setetes demi setetes
Kau biarkan ia menari di atas kain kerudungmu
Laksana oase di terik panasnya gurun sahara

Ibu…
Nasihatmu memberi kekuatan untukku
rangkulanmu menjadi penyangga kerapuhanku
untuk ,menapaki hari-hari penuh liku
…semoga semua itu tak akan pernah layu!

Ibu…
Dalam kelembutan cintamu, kulihat kekuatan
dalam tangis air matamu, kulihat semangat menggelora
dalam dirimu, terkumpul seluruh daya dunia!

*diambil dari buku saku motivasi karangan Mas Arif Dahsyat S

Bayangkan satu peristiwa yang tidak dapat menahan air mata untuk jatuh berlinang, satu peristiwa bahagia dimana Anda dapat berkumpul dengan orang-orang yang begitu Anda cintai.

Hadirkan sosok seorang wanita yang rela berdesak-desakan ketika membelikan Anda pakaian ketika lebaran. Seorang wanita yang rela tidur semalaman karena menunggui Anda disaat Anda kecil. Seorang wanita yang rela menggadaikan nyawanya agar Anda tetap hidup ketika melahirkan Anda. Seorang wanita yang tidak pernah meminta balas budi sedikit pun dari segala kelelahan dan pengorbanannya. Seorang wanita yang mungkin sampai hari ini belum sempat Anda bahagiakan. Seorang wanita yang sangat berharap anda bisa menjadi bagian dari kebahigaan dalam hidupnya.

Hadirkan seorang wanita bernama Ibu yang selama ini mungkin sering kita tidak pedulikan. Hadirkan seorang wanita bernama ibu yang mungkin selama ini sering kita abaikan. Hadirkan seorang wanita bernama ibu yang mungkin selama ini sering kita remehkan. Hadirkan seorang wanita bernama ibu yang mungkin selama ini tidak pernah kita hargai pengorbanannya. Hadirkan seorang ibu yang selama ini menginginkan kebahagiaan untuk Anda dalam desahan do’a-do’a malamnya. Dalam butiran-butiran air matanya dan dalam kesedihannya memikirkan kebahagiaan untuk diri Anda. Seorang wanita yang berharap Anda dapat menjadi anak yang sholeh dan sholehah yang dapat menyelematkan mereka di akhirat. Ketika tidak ada yang mampu menyelematkan kecuali anak yang sholeh dan sholehah.

Sekarang hadirkan seorang laki-laki yang selama ini telah berkorban banyak untuk Anda, seorang laki-laki yang bernama Ayah. Yang rela kerja keras siang dan malam hanya agar Anda bisa bersekolah, kuliah dan dapat pendidikan yang layak seperti teman-teman anda yang lain. Seorang laki-laki yang tidurnya tidak pernah nyenyak, karena memikirkan pakaian Anda yang sudah tidak layak pakai lagi. Dan memikirkan biaya sekolah yang harus dibayarnya besok pagi. Yang bekerja dengan ikhlas dan jujur karena tidak rela anaknya diberikan makanan yang haram walaupun sedikit.

Hadirkan sosok Ayah Anda yang selama ini yang mungkin Anda jarang dapat membantunya, meringankan pekerjaan-pekerjaannya. Yang selama ini mungkin Anda sering menuntut banyak diluar kemampuannya.

Apakah anda tidak ingin membuat mereka bahagia suatu saat nanti? Sebelum bendera kuning tertambat di jalan-jalan menuju rumah Anda? Sebelum memberikan hadiah pakaian untuk yang terakhir kalinya yaitu kain kafan. Sebelum kita mengecup kening dan tangannya untuk yang terakhir kali, sebelum kita menghantarkannya ke tempat peristirahatannya yang terakhir. Apakah anda tidak ingin membuat mereka tersenyum bahagia melihat Anda telah menjadi anak kebanggaannya dari anak-anak yang pernah dilahirkan dan dididiknya? Apakah anda tidak ingin satu saat nanti bisa menggendong ibu Anda dari Shofa ke Marwa, menghantarkan ayah Anda untuk mencium Batu Hajar Aswad bersama-sama? Dan meminumkan air zam-zam langsung dari sumbernya, mungkin itu impian dan harapan besar mereka kepada diri Anda. Dan mereka ingin Anda pun menjadi amal jariah bagi mereka. Apakah Anda tidak ingin menyelamatkan mereka nanti di akhirat?

Jadilah yang terbaik hari ini. Belajar terus jangan pernah menyerah, berjuanglah untuk harapan besar orang-orang yang mencintai Anda. Jadilah bukti jangan menunggu bukti, kalau tidak oleh kita maka siapa lagi. Jika tidak sekarang ini kapan lagi. Dan jika tidak disini dimana lagi. Lakukan yang terbaik!

Suara Anak Palestine

Palestina, Allah telah menghendaki aku terlahir di Palestina. Negeriku, Palestina, darahku, Palestina. Aku terlahir di tengah desing peluru dan aroma kematian. Aku tak tahu, mungkin saat aku dilahirkan, tak jauh dari sisiku, ada saudaraku sesama anak Palestina yang meregang nyawa dengan luka menganga di dada dan kepala akibat peluru yang meghujam atau pecahan bom yang mendera.

Aku menangis saat dilahirkan, itulah garis hidupku, untuk menangis diawal kehidupanku. Mungkin tak jauh dari sisiku, ada juga yang menangis, ya, Ibu dari anak Palestina yang kehilangan anak akibat kejamnya peperangan. Anak itu sudah tidak bisa lagi menangis, mana mungkin, dia sudah terbujur kaku, tak berdaya dengan darah mengalir dari luka yang pasti sakit tak terkira…

Ibuku, pasti tersenyum saat aku lahir ke dunia, meski aku yakin, ia tak akan menampakkannya saat melalui lorong kematian di rumah sakit yang penuh sesak dengan gelimpang korban anak Palestina. Ibuku, pasti menangis jua, meski tertahan sesak di dada.

Ayahku, saat itu tak ada, kelak aku tahu bahwa saat aku memandang dunia, dia tengah memandang kematian dengan sekedar batu melawan tank dan tentara yang membabi buta, menyerang menggila. Aku beruntung, masih bisa bertemu ayahku, meski pada akhirnya aku harus rela, ayahku kelak juga terbujur di tengah deru pesawat tempur yang memuntahkan bom kemana saja, di kota yang kucinta.

Gaza, itu tercatat dalam buku kelahiranku, aku terlahir di Gaza.

Masa kecilku, kulalui dengan mainan senjata dan perang-perangan, ya, bagaimana tidak. Kotaku dikuasai pasukan asing bersenjata. Sesekali kulihat senjata itu menyalak, memuntahkan isinya, ada gas air mata, dan tentu ada yang peluru tajam meminta nyawa, warga Palestina, dan tak jarang anak Palestina.

Aku melihat anak Palestina seusiaku, sudah berani melawan pasukan asing meski hanya dengan ketapel kecil berisi sejumput batu yang tak berarti apa jika mengenai tameng tentara atau besi kendaraan lapis baja. Mereka berani tampil ke muka hingga ke dekat moncong senjata. Aku tak tahan, akhirnya akupun ikut jua.

Aku senang, karena aku merasa sebagai pejuang, alias jagoan. Aku tak takut, bukankah anak Palestina lain juga tidak takut ?

Aku belum berusia remaja sampai suatu saat kelak aku kehilangan kawanku yang kulihat kerap melempar batu dan melontar ketapel tak lelah-lelahnya, ya kelak ku tahu itu bernama Intifada. Kawanku menjadi korban Intifada.

Lama kelamaan aku menjadi terbiasa, melihat dan mendengar kawan, saudara, kerabat ataupun orang tak kukenal yang hilang atau tak tentu semesta, kabarnya dibawa pasukan asing dimasukkan ke penjara gelap gulita, atau tewas tak bernama. Aku terbiasa mengalami kehilangan, aku terbiasa melihat dan merasakan derita, aku terbiasa melihat airmata dan pasti aku terbiasa melihat warna merah mengalir dimana-mana.

Kata semua orang, kini kau sudah menjadi anak Palestina !.

Baru kutahu, anak Palestina berarti anak terjajah, yang harus membebaskan negeri dari cerita kelam negeri yang terlunta. Dan baru kutahu, Israel adalah negara yang dahaga atas tanah Palestina. Aku mulai merasa, bahwa aku bermakna dan bangga menjadi anak Palestina.

___________________

Kini, di penghujung tahun, kudengar lagi deru mesin tempur berseliweran di langit kotaku, kudengar dentuman membahana di sudut-sudut wilayah permaiananku, kutatap kilatan cahaya mematikan menyilaukan pandangan mataku disertai bunyi sirene di segala penjuru.

Pagi, siang dan malam terus berlanjut tak menentu, deru itu, dentuman itu dan kilatan cahaya itu menyergap seluruh sisi hidupku. Kulalui hari dengan berlari, berlindung dan bersembunyi dari serbuan tak menentu.

Aku tak tuli, kudengar tangisan dimana-mana, kudengar jerit teman sebaya, Ibu-ibu Palestina menggendong anak dan orang tua paruh baya yang terpaksa harus terpapah tanpa daya. Dan kudengar lenguh terakhir nyawa di dada.

Aku tak buta, kulihat luka, kulihat jasad dimana-mana, kulihat merah itu ada dan tak terkira, kulihat kotaku tak lagi indah mempesona. Dan harapan itu sepertinya sirna.

Aku tak menangis, meski ayahku menjadi jasad tersisa di tengah gempuran melanda kota. Tak ada lagi tangis, aku sudah terbiasa, seperti juga anak Palestina lainnya.

Waktu itu tiba, kata orang mulai ada perang kota !

Aku berlindung dibalik reruntuhan bangunan rumah ibadah, yang hancur oleh tembakan serdadu nista, aku lihat, ada orang Palestina bersenjata, dengan tutup wajah dimuka, kutahu juga ada remaja Palestina memanggul senjata. Mereka sigap, lincah, berlari ke sudut-sudut tak terjamah, melawan pasukan asing yang menyerbu kedalam kota. Aku tahu, mereka siap mati di tanah tercinta.

Ah, seandainya aku bisa melalui hari-hari ini, tanpa sebutir peluru mengenai dada, tanpa pecahan bom menerpa kepala, mungkin aku tak-kan lupa, ini catatan kelam manusia di tanah terjajah, Palestina.

Tuhan, perkenankan aku menjadi remaja, agar aku bisa berlari membawa bendera Palestina, berikat kepala, bolehlah juga bersenjata, apa adanya, melawan pasukan Israel sampai tetes terakhir itu tiba.

Kalau kau berbaik hati Tuhan, ijinkan aku menjadi dewasa, agar aku mengikat keras bendera Palestina di tiang dan sisa bangunan menjulang ke angkasa. Kulekatkan ikat kepala, selekat jiwa dan raga, senjata, apapun bisa kuguna, melawan hingga gelora di dada sirna bersamaan dengan hembusan nafas yang tersisa.

Aku anak Palestina, selamanya Palestina, darahku, merahnya Palestina..


http://blog.liputan6.com/2009/01/11/suara-anak-palestina-seandainya-aku-terlahir-palestina/

Sabtu, 19 Juni 2010

"Indah Pada Waktunya"

Aku minta pada Allah setangkai bunga segar.
Ia beri aku kaktus berduri,
Aku minta pada Allah binatang mungil nan cantik
Ia beri aku ulat berbulu,

Aku sempat sedih, protes dan kecewa
Betapa tidak adilnya ini….
Namun, kemudian kaktus itu berbunga… sangat indah
Ulat itupun tumbuh dan berubah menjadi kupu-kupu yang teramat cantik.

Itulah jalan Allah,
Indah pada waktunya,
Allah tidak memberi apa yang kita harapkan,
Tapi Ia memberi apa yang kita perlukan.

Kadang kita sedih, kecewa, terluka,
Tapi jauh diatas segalanya ia sedang merajut yang terbaik untuk kehidupan kita.

semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang pandai bersyukur atas karunia Allah

"love is a give"

Yup Thats definetely right..

Cinta adalah rahmat dari-Nya..

Karena dengan cintalah...
Seorang Ibu merelakan jiwanya demi untuk kelahiran buah hatinya...

Karena dengan cintalah...
Seorang ayah, merelakan dirinya berusaha sekuat tenaga demi mencari nafkah untuk anggota keluarganya.

..

Karena dengan cintalah...
Shalahuddin Al Ayyubi tidak dapat tertawa sebelum mesjid Al - Aqsha dapat dibebaskan untuk menebus cintanya kepada Rabbul Izzati...

Karena dengan cintalah...
Para mujahid dan mujahidah rela mengorbankan harta, jiwa dan raganya untuk dapat mendapat cinta dari Yang Maha Mempunyai Cinta...

Allah...

Ya...

Dia-lah Allah sang Ar Rahman...

Dengan cinta-Nya bumi, langit dan planet melaju dalam alur yang harmonis...

Dengan cinta-Nya angin masih menyapa tetumbuhan dan rerumputan..

Dengan cinta-Nya cahaya mentari masih menerpa hangat tubuh kita..

Kepada Allah-lah muara cinta yang Hakiki...